Senja
telah menutupi sebagian langit, kerlip bintang datang menghiasi langit. Namun,
tak mengisyaratkan datangnya malam pada hati gadis yang tengah jatuh cinta.
Sebuah benda kotak berwarna hitam tak
terlepaskan dari tangan Rini. Kini Sebagian hidupnya telah tertuang ke dalam
benda tersebut.
Kriinngg.... dering pesan singkat diterima oleh Rini.
Nomber ponsel baru.
Rini
seorang gadis desa yang tengah duduk di bangku IX sebuah SMP jauh dari kota.
Rini gadis berusia bunga yang sedang mekar. Gadis yang terkenal dengan sopan
santun dan ramah kepada setiap orang, anak dari seorang loper koran harian.
Rasa
bahagia yang tengah ia rasakan sekarang melebihi dari kebahagiannya sebagai
juara kelas. Seorang pria yang jaraknya cukup jauh, iya.. setelah berulang kali
ditanyakan, pria tersebut mengaku dari buleleng tepatnya lovina. Anak dari
seorang pegawai sebuah hotel di lovina.
Angga,iya
pria itu bernama angga, ketika itu angga masih bersekolah di SMA TRIATMA JAYA.
Usianya setahun lebih besar dari Rini. Setelah sekian lama diam-diam Rini
menyimpan rasa terhadap angga, demikian juga angga. Tak perlu pertemuan, tapi
kedua hati mereka saling meyakini. Sosok pria yang sangat mengerti sifat Rini,
dan perasaan sayang yang Rini rasakan membuat sekian banyak pria yang mendekatinya
tak mampu menembus hatinya. Hanya bayang wajah angga yang dapat dirasakan dari
sekian foto yang di kirim melalui MMS. Rini merasa hari-harinya selalu ditemani
oleh angga.
Iyaa,,,
ketika hal itu terjadi, kartu perdana ponsel rini rusak, tak tau kenapa.. kini
rini kehilangan kontak dengan angga. No handphone milik angga yang teringat
samar-samar di dalam benak rini tak berhasil ia hubungi. Berbagai cara telah
rini lakukan, tetapi tetap satu pun tak berhasil. Rangkaian kisah selama dua
tahun lenyap begitu saja. Jalinan asmara mengambang tak tau kemana jalannya.
Janji-janji yang telah terucap tak pernah tau kepada siapa harus ditepati. Rasa
berdosa yang amat dirasakan rini hingga menghantui disetiap langkahnya.
Lenyap...
perasaan itu lenyap seketika. Kini rini telah duduk di bangku SMA selama satu
semester. Seorang lelaki pindahan dari SMA lain datang di kelas rini. Awalnya
biasa saja, karena lelaki itu sudah ia kenal dari keluarga bibinya. Entah
mengapa teja lelaki pindahan itu membawa aura lain. Dan rini merasakan aura itu
sama ketika ia menjalin kasih dengan angga. Pandang mata yang terjadi selama
enam bulan tak menghasilkan sebuah kisah nyata dalam hidup rini. Tetap yang
rini tunggu hanya datangnya sebuah kabar dari angga.
Angga adalah teja, tapi bukan ia
adalah cintaku yang jauh. Dan aku akan mengejarnya walaupun sekarang aku harus
sendiri mengarungi perasaan ini hingga sampai ke tempat yang aku dan ia impikan.
Sayang.. kamu berada di mana sekarang?
Aku rindu dengan suara manja mu ketika membangunkan aku di pagi hari, aku
kangen dengan sapaan manismu ketika mengingatkan ku untuk makan, tapi nyatanya
kamu sendiri belum makan, kan?. Tunggu, aku datang ke tempat mu, aku akan
menjaga semua kata-kata ku. kamu cari aku di tempat yang kamu bilang ya... aku datang
dengan baju berwarna merah.. kamu suka warna merah kan ? iya.. aku akan
mengumpulkan uangku untuk membeli baju seperti yang pernah kamu bilang.
Sebagian
kertas telah basah ketika rini menuangkan rasa rindunya kepada angga. Rini tak
mampu mengalihkan perasaannya kepada teja. Namun, janji yang ia pegang, hingga
kini ia telah lulus dari SMA rini tak sempat menjalin kasih dengan teja.
Ayah, ibu.. sekarang rini sudah
tamat dari SMA. Rini ingin melanjutkan cita-cita rini ke jenjang perkuliahan.
Cita-cita rini ingin menjadi seorang guru. Sekarang rini ingin melamar di
perguruan tinggi Undiksha Singaraja.
Ning, bapak tentu bangga memiliki
anak perempuan seperti mu, bapak bangga dengan cita-cita mu sekarang tetapi
cobalah tanya ibu mu dahulu !
Ibu, bagaimana ? ibu mampu
membiayai rini untuk kuliah? Rini ingin sekali seperti saudara-saudara ayah
yang telah berhasil menjadi guru. Rini ingin menepati kata-kata odah. Rini
ingin membanggakan keluarga ayah dan ibu.
Ning, perasaan ibu, sama seperti
ayah mu, tetapi ibu masih meragukan keadaan ekonomi keluarga kita. Ibu takut
dipertengahan jalan kamu terputus karena biaya, dan kamu tahu itu akan lebih
memalukan bagi ibu. Cobalah kamu sekarang bekerja dahulu, setelah uang mu
terkumpul barulah kamu melanjutkan bersekolah, tentu ibu dan bapak akan tetap
membantumu. Bapak mu memiliki banyak relasi, coba bapak hubungi salah satu di
antara mereka, siapa tahu rini bisa bekerja sambil kuliah.
Kembali
rini tak mampu menahan bendungan air matanya, kini pelan-pelan air matanya
membasahi pipinya hingga terjatuh dengan deras. Di satu sisi, rini tak mau
membantah keinginan kedua orang tuanya dan lebih tersiksa lagi jika rini
berpura-pura menuruti kehendak orang tuanya.
Doa, dan hanya berdoa yang bisa ia lakukan untuk mewujudkan
keinginannya.
Tuhan, aku tahu keinginan ku ini terlalu besar hingga membuat
orang tua ku berpikir keras. Tapi tuhan, aku ingin datang ke kota itu. Aku
memiliki harapan banyak di tempat itu. Segala impianku ada di sana. Entah
mengapa tuhan aku begitu yakin dengan tekad ku sekarang. Tuhan ku yang maha
pemberi segalanya. Berikanlah aku petunjuk jalan sinar suci mu agar kedua orang
tua ku bisa mengabulkan keinginan ku. bantulah aku tuhan..
Semua
teman sekolahnya rini telah selesai mengurus administrasi ke jenjang
perkuliahan tetapi rini masih tetap saja bingung. Ia tak mampu menjawab apa
ketika ditanya oleh teman dan guru-guru di sekolahnya. Setiap hari yang ia
lihat dan ia dengar hanya nama-nama perguruan tinggi yang mengaku terbaik
dengan biaya yang tak satupun terjangkau ditelinganya. Satu moment telah
berlalu, penerimaan mahasiswa jalur pertama telah usai. Rini tetap tidak
menghiraukan desah kesusahan teman-temannya mencapai perguruan tinggi. Kini
yang tertinggal hanya jalur yang terakhir. Rini kembali terhenyak dengan
tekadnya untuk melanjutkan studinya.
Rini.. ibu dengar kamu tidak akan
melanjutkan lagi ? kamu anak yang pintar, mengapa kamu tidak melanjutkan dan
menyianyiakan kesempatan mu di awal ?
Saya tidak di izinkan melanjutkan
oleh kedua orang tua saya bu, saya terbelit biaya. Apakah ibu bisa memberikan
saya solusi agar saya bisa ,melanjutkan? Saya ingin sekali melanjutkan ke
perguruan tinggi Undiksha bu..
Ibu tidak bisa membantu banyak
rini, saran ibu kamu coba saja mendaftar ke perguruan tinggi yang kamu inginkan
jika kamu mampu menembus Undiksha ibu dengar di sana ada banyak beasiswa,
mudah-mudahan kamu bisa mencari beasiswa untuk menjadi biaya tambahan untuk
kamu kuliah.
Benarkah ibu ? kalau begitu saya
akan mencobanya.
Iya,
rini memang gadis yang pandai dan mudah berteman. Rini berhasil menembus
Undiksha untuk mewujudkan impiannya. Tabungan yang ia miliki, digunakan untuk
biaya pendaftaran. Tanpa berpikir panjang, ia ikut dengan temannya mengurus
segala persyaratan pendftarannya. Sedikit pun dia tidak mengabari kepada orang
tuanya.
Sayang, aku sudah berhasil diterima
di undiksha. Sekarang aku akan datang ke tempat mu. Aku datang dengan segala
impian ku dan impian kita. Di mana pun kamu berada sekarang tapi aku harap akan
segera bisa bertemu dengan mu.
Kedua
orang tua rini sudah tidak mampu menahan niat anaknya yang begitu besar. Tibalah
sekarang rini di kota singaraja. Rini dititipkan kepada pamannya. Kebahagiannya
kembali menghampiri rini, kini ia berhasil memeperoleh beasiswa yang akan
membiayai perkuliahannya hingga wisuda. Betapa pun bahagianya sekarang, di
dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tetap mencari keberadaan sebagian
hatinya yang telah bertahun-tahun telah hilang.
Iya...
saat itu seorang pembantu bibinya bercerita kepadanya.
Pcarmu dari mana, rin ?
Rini
menceritakan semua perjalanan percintaannya. Dan ternyata, pembantu itu dengan
semangat menceritakan tentang lovina. Dengan segala kisah percintaan
orang-orang di dalamnya. Rini kembali terhenyak sendiri.
Apa yang bisa aku lakukan kini? Bagaimana
aku bisa bertemu dengan mu. Kedatangan ku ke tempat ini sudah tak ada artinya. Penantian
ku tak ada tanda satupun. Siapa yang telah melenyapkan mu dari pandangan ku.
Enam
bulan telah berlalu. Kali pertama rini merayakan hari raya jauh dari keluarga. Harapannya
rini bisa bertemu dengan angga di hari suci ini. Rini bersembahyang ke lovina. Meminta
kepada sepupunya agar merayakan hari suci di pantai lovina. Tetap, harapannya
agar ia bisa bertemu dengan angga di tempat tersebut.
Mata
hari, telah menjauhi langit, dan digantikan dengan sinar bulan purnama. Tak seindah
bulan mendekap langit, tak secerah bintang menyinari gelapnya malam, dan tak
semerdu suara ombak yang berirama. Tetesan air mata kembali menggenagi pipi
rini. Tak satupun lelaki yang bisa ia tebak, bahwa itu adalah angga.
Sampai
saat ini silih berganti lelaki yang datang mengisi kekosongan waktunya. Tenang,
dalam wajhnya tetap terlihat tenang, gembira, dan jauh dari masalah. Nyatanya rini
bertubi-tubi dihadapkan dengan ingatannya kepada angga.
Walaupun aku tak bisa bertemu dengan mu, tolong lepas bayangan mu dari diriku. Aku tak mengusir
mu, bukannya aku ingin menghapus kisah mu. Diamlah dalam otak ku, dan kau
ciptakan kisah baru untukku. Sekarang kamu pergi, aku yakin
kepergian mu sekarang, hanya untuk kembali. Iya.. aku yakin itu sayang.
Kisah
terakhir yang rini tulis dalam catatan kisahnya yang sudah hampir lapuk. Memejamkan mata dan tak mau
lepas dari ingatan itu, ketika berusaha menulis setiap kisahnya. Berharap ada yang ingin membaca dan
datang untuk mengakui kisahnya.
ceritanya bagus
BalasHapussurprise nya dpt, kiraen endingnya bkalan ktemu..:/